Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Jumat, 13 Juli 2012

Ujung Cinta tak Terduga

Ujung cinta memang tak dapat diterka. Siapa sangka jika pertemuan di sebuah kota istimewa dapat menumbuhkan benih cinta. Siapa sangka dan siapa sangka. Semua berlalu tanpa diduga, mengalir seperti air, berputar seperti bumi yang mengelilingi matahari, dan berhenti pada sebuah kematian.
Berawal dari keinginan Tomi untuk merantau, menuntut ilmu di Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia beranjak dari Desa Legowo, desa yang masih sibuk dengan hasil panen beras dan kurang mempedulikan pendidikan. Tomi, pemuda yang berani melangkah pada jalan yang tak biasa ditempuh. Tujuannya satu, ia ingin membuka tirai pemikiran warga di desanya untuk lebih berpikir terbuka terhadap pendidikan.
Satu tahun Tomi di Yogyakarta, Tomi berjumpa dengan seorang gadis yang menyentuh hatinya, yaitu Bella. Bermodal Ratih, mak comblang kepercayaan Tomi, Tomi dan Bella pun berpacaran. Empat tahun berlalu mereka menjalin cinta. Tiba pada saat kelulusan, Tomi menjadi sarjana. Ia pulang ke kampung asalnya, Desa Legowo. Ia kembali dengan beberapa misi yang sudah dipersiapkan. Ia mulai misi utamanya dengan membuka pendidikan luar sekolah, yaitu melalui organisasi pemuda, karang taruna. Ibu Tomi sangat bangga dengan anaknya, terlebih saat melihat kedekatan Tomi dengan Ratna, gadis Desa Legowo yang berada pada satu organisasi yang sama dengan anaknya. Tomi dan Ratna memang sudah dikenal dekat di kalangan desa tersebut. Meski memang ada benih cinta Tomi pada Ratna, namun Tomi tetap mempertahankan cintanya dengan Bella sekalipun jarak sedang memisahkan mereka. Tomi sudah yakin akan menikah dengan Bella nantinya.
Ujung cinta memang tak dapat diterka. Siapa sangka jika dua orang yang saling mencintai harus berpisah karena di satu pihak harus menuruti kemauan orang tuanya untuk menikah dengan perempuan pilihan orang tuanya. Siapa sangka dan siapa sangka. Semua berlalu tanpa diduga, mengalir seperti air, berputar seperti bumi yang mengelilingi matahari, dan berhenti pada sebuah kematian.
Ibu Tomi merasa cocok dengan Ratna. Ia ingin anaknya menikah dengan Ratna. Tomi sudah menjelaskan pada ibunya bahwa ia sudah mempunyai kekasih di Yogyakarta, namun tak sedikit pun ibunya mempertimbangkan alasan Tomi. Ibunya sudah mantap bahwa Tomi harus menikah dengan Ratna.
“Beri kesempatan pada kami untuk saling mengenal,” pinta Tomi pada ibunya.
“Kalian sudah dekat di karang taruna, apalagi yang belum kalian saling kenali?” tanya ibunya.
“Itu hanya penilaian Ibu sekejap mata, aku belum begitu mengenal Ratna, begitu pun dia. Bila ibu tak percaya, coba tanyakan pada Ratna,” Tomi meyakinkan ibunya.
“Baiklah, terserah kamu. Yang jelas, kemarin ibu ke rumah Ratna dan sudah bilang pada kedua orangtuanya bahwa kau akan melamarnya.”
Jawaban itu sangat mengguncang kejiwaan Tomi. Ia semakin teringat pada kekasihnya di Yogyakarta yang dengan setia menunggu lamarannya, tubuhnya gemetar. Tomi berharap bahwa lamarannya ditolak Ratna, ia pun mencoba menemui Ratna dan memintanya agar jika nanti ia melamar, Ratna menolaknya.
“Kenapa harus menolak? Bagaimana jika ternyata aku pun juga ingin menikah denganmu, Mas?”
Mendengar jawaban itu, Tomi berasa dihujam pedang panjang.
“Kau tak mencintaiku kan?” tanya Tomi yang sebenarnya menyimpan benih cinta juga pada Ratna.
“Kenapa pertanyaanmu seperti itu? Apa sikapku selama ini tidak meyakinkanmu bahwa aku mencintaimu?”
Hati Tomi pun luluh lantah seketika. Benih cinta yang tertanam itu mulai disiram dengan air. Tomi merasa benih cinta itu tumbuh dengan lebatnya. Tomi melihat mata Ratna dengan lekat. Seketika ia lupa tentang Yogyakarta dan Bella.
Ujung cinta memang tak dapat diterka. Siapa sangka jika lelaki yang harus menikah dengan perempuan pilihan orang tuanya itu menghamili perempuan tersebut sebelum ikatan sah mereka dapatkan. Siapa sangka dan siapa sangka. Semua berlalu tanpa diduga, mengalir seperti air, berputar seperti bumi yang mengelilingi matahari, dan berhenti pada sebuah kematian.
Ratna hamil. Ia hamil sebelum ia dilamar Tomi. Ini bukan informasi yang baik bagi Tomi yang kemudian Tomi bisa meninggalkan Ratna dan menikah dengan Bella. Ratna hamil, mengandung anak Tomi. Tomi harus menikahi Ratna dan meninggalkan Bella yang sudah cukup lama menanti lamaran Tomi di Yogyakarta. Hubungan kerabat antara keluarga Tomi dan Ratna pun semakin kacau. Pihak keluarga Ratna merasa ini adalah mutlak kesalahan Tomi. Sedang keluarga Tomi bersikukuh bahwa Ratna lah perempuan yang menggoda Tomi.
Berita tersebut telah sampai pada Bella. Hatinya terguncang. Dalam penantian, Bella dilamar dua lelaki, namun ia menolak karena Bella yakin Tomi akan datang padanya dan melamarnya. Namun, yang datang padanya adalah kabar yang menghancurkan tembok kesetiaan yang telah ia bangun. Bella frustasi dan ia memilih untuk bunuh diri.
Mengetahui hal itu, Tomi pun turut frustasi, ia merasa bersalah pada Bella. Ia meratapi kesalahannya hingga ia menjadi gila. Hal itu memberi tekanan baru bagi Ratna. Ia harus menopang janin itu sendirian, belum lagi tekanan dari keluarga dan olokan tetangga. Ratna tak sanggup, ia pun turut serta memilih untuk bunuh diri.
Ujung cinta memang tak dapat diterka. Siapa sangka kisah cinta yang diyakini berakhir indah harus berakhir dengan duka. Siapa sangka dan siapa sangka. Semua berlalu tanpa diduga, mengalir seperti air, berputar seperti bumi yang mengelilingi matahari, dan berhenti pada sebuah kematian. Ya, kematian adalah akhir dari kisah cinta yang rumit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar