Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Minggu, 15 Juli 2012

Genggam Dia di Alun-Alun Utara Yogyakarta

Malam ini dia akan menghabiskan waktu sebelum jam sepuluh malam bersama kekasih barunya. Setelah mengisi perut dengan mi ayam dan teh hangat, alun-alun utara Yogyakarta menjadi tempat bersinggah selanjutnya. Disaksikan keraton Yogyakarta, bagian tengah hamparan tanah alun-alun utara adalah wilayah yang dipilih. Banyak pasangan pemuda, petua, dan lain serupanya, mereka sudah mengambil beberapa wilayah untuk dikuasai. "Wilayah ini milik kami". Kebanyakan dari mereka duduk di atas motor, berpelukan, bergandengan tangan, bermesraan, dan mungkin berciuman meski tanpa saksi. Hamparan alun-alun itu penuh dengan tanah, yang berwarna hijau hanya di atas batang pohon yang terpenjara dalam balutan bata putih. Sorotan lampu kuning menyala bagaikan matahari di malam hari. Alun-alun terbakar. Ya, terbakar api asmara yang terkumpul dari mereka yang sedang beradu kasih.

Dia. Gadis yang baru saja mengenal Yogyakarta dan seorang pacar. Menghabiskan malam di alun-alun utara hanya membuatnya sibuk mengamati. Malam itu hanya dia dan kekasihnya yang tak serupa seperti pasangan lainnya. Kekasihnya duduk di atas motor dan dia memutari kekasihnya yang sedang duduk di atas motor.

"Apa yang kamu lakukan sedari tadi? duduklah!"

melihat yang lain... ingin
Dia hanya tersenyum, kemudian duduk di atas motor. Pandangannya masih menyapu sekitar alun-alun Yogyakarta. Lambat laun, pandangan itu memudar. Dia mencoba melirik tangannya, tak digenggam. Dia melirik tangan kekasihnya, begitu rapi dalam pangkuan tas. Dia melirik. Kekasihnya menyadari.

Berlalu...

"Begitulah aku dan keluargaku," kekasihnya melempar senyum.

Dia pun turut tersenyum. 

"Tiga puluh menit lagi jam sepuluh, mari kuantar kau pulang."

Dia hanya tersenyum mengangguk turut.

Berlalu...

"Maaf, jika hari ini kamu terlalu lama menjadi pendengarku," ucap kekasihnya usai dia turun dari motor.

Dia hanya tersenyum.

"Maaf, jika tidak ada sentuhanku padamu malam ini," ucap kekasihnya sembari menunduk.

"Semua yang kau ceritakan padaku malam ini lebih dari sekedar menggenggam tanganku."

Kekasihnya pun tersenyum. Pipinya merah, kemudian ia berlalu, dan pergi.

Dia mengamati kepergian kekasihnya, jari jemarinya saling meremas, menahan keinginan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar