Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Jumat, 13 Juli 2012

Menjawab Pertanyaan Ujian Semester Fiksi

Hayoooo lagi ada tugas kuliah ya? waah.. kebetulan banget nih soalnya sama, hahaii.. bukan berarti aku hendak berbagi secara cuma-cuma lho. Mungkin hasil pekerjaanku ini bisa dijadikan bahan pertimbangan. Ingat, teknik pengutipan, jangan asal comot! Oya, satu hal yang perlu diingat. Ini adalah tugas fiksiku. Nilai fiksiku tidak sempurna, lho! hati-hati kalo mo nyontek! hihi :p

Tugas Menjawab Pertanyaan Ujian Semester Fiksi
oleh: Ade Rakhma Novita Sari (10201244080)

1.      Belenggu-belenggu apa yang membelenggu tokoh (Tono, Tini, dan Yah) dalam novel Belenggu?
Belenggu yang membelenggu adalah angan-angan masa lalu dan keegoisan mereka (tokoh):
·         Tokoh Tono adalah seorang dokter memiliki angan-angan tentang sosok istri yang ideal. Ia menikah dengan Tini, perempuan yang ternyata tidak sesuai dengan angan-angannya, membuatnya selingkuh dengan Yah, perempuan masa lalaunya yang dianggap memiliki sosok ideal sebagai istri. Tono mementingkan angan-angan masa lalu dan keegoisannya hingga ia terbelenggu dengan keadaan, ia terancam akan bercerai dengan Tini. Selain itu, Tono terbelenggu dengan keputusannya untuk menjadi dokter, karena sesungguhnya ia merasakan kenikmatan jika berada dalam dunia seni.
·         Tokoh Tini adalah seorang perempuan yang memiliki jiwa sosial dan pegiat emansipasi wanita. Ia merasa hak-haknya sebagai wanita harus terpenuhi. Selama ia menikah dengan Tono, ia merasa diabaikan. Kegundahannya ini mengingatkannya tentang sosok lelaki masa lalunya, Hartono, yang dikiranya sudah mati. Sikap Tini yang tidak menunjukkan sebagai istri ideal bagi suaminya, menjadikan hidupnya sengit dengan Tono.
·         Tokoh Yah adalah seorang perempuan yang terjun dalam dunia perempuan panggilan. Ia terobsesi menikah dengan seorang dokter. Kala ia tahu bahwa Tono adalah seorang dokter, maka ia mencoba mendekati dan mengambil hati Tono. Setelah ia menang mendapatkan hati Tono, Yah menganggap bahwa Tono tak pantas menjadi lelaki pelampiasannya. Maka, Yah pun pergi meninggalkan Tono.
Di akhir cerita, Tono bercerai dengan Tini. Tini meninggalkan Tono dan memilih untuk mengabdi pada kegiatan-kegiatan sosial. Begitu pun dengan Yah. Yah meninggalkan Tono dan memilih untuk pergi ke Nieuw Caladonie. Perpisahan tersebut merupakan sekaligus petunjuk perpisahan mereka dengan belenggu yang selama ini membelenggu mereka. Dengan demikian, belenggu yang membelenggu tokoh Belenggu juga ada pada diri mereka masing-masing. Maksudnya, antar tokoh saling membelenggu, berputar-putar tiada kuasa untuk melepaskan diri dari keterikatan belenggu.
Namun demikian, pada hakikatnya, belenggu yang paling dominan membelenggu adalah pengarang Belenggu, yaitu Armijn Pane. Dengan leluasa, ia dapat membelenggu tokoh-tokohnya.
2.      Apakah latar sosial budaya pada novelet Sri Sumarah sudah fungsional?
Ya, sudah. Sri Sumarah mencerminkan kehidupan sosial budaya masyarakat Jawa. Hal tersebut dibuktikan dengan penggambaran tokoh yang dianalogikan dengan lakon-lakon wayang, seperti Pandawa, Sembadra, Ratih, Kamajaya, Arjuna, Juminten, dan sebagainya. Pemilihan nama dan status sosial juga sangat dipertimbangkan dalam novelet tersebut, seperti pemilihan nama Martokusumo, tidak boleh sembarang orang memiliki nama semacam itu (menunjukkan status sosial tinggi).
Selain itu, dalam novelet disisipi penggunaan bahasa daerah, yaitu bahasa Jawa. Meski tidak begitu banyak, namun penggambaran tokoh Sri Sumarah sudah mencerminkan sikap dan tingkah laku kejawen (bersifat kejawa-jawaan). Status sosial, bahasa daerah, kebudayaan termasuk latar sosial budaya. Dengan demikian, terbukti bahwa latar sosial budaya pada novelet Sri Sumarah sudah fungsional.  
3.      Kandungan moral apa yang disampaikan Ikal dan Arai dalam novel Sang Pemimpi?
Moral yang disampaikan Ikal dan Arai dalam novel Sang Pemimpi adalah kesetiakawanan mereka dalam menjalani liku-liku kehidupan. Mereka memiliki semangat yang tinggi, tidak mengenal menyerah, dan selalu optimis. Modal mereka kala menjalani liku-liku kehidupan adalah berani bermimpi, berusaha, dan menikmati keberhasilan. Meski mimpi Arai berada di titik kemustahilan, namun masih ada semangat untuk meraih mimpi. Ini pun karena keberadaan Arai pula. Arai menjadi pembangkit semangat dan peneguh keinginan Ikal untuk membahagiakan ayahnya. Sosok mereka berdua saling melengkapi dan selalu berbagi kisah perjuangan yang penuh semangat.
Selain itu, moral yang disampaikan adalah pada ketabahan Arai kala ditinggal pergi ayahnya melaut yang tak kunjung kembali. Ia tak pernah mengeluh, tidak putus asa atau menyerah. Ia tak kenal menyerah dan masih melanjutkan mimpinya. Secara keseluruhan, dapat ditarik garis besar moral yang disampaikan adalah kesuksesan tidak terbatas hanya pada orang kaya. Kita perlu mencoba hal baru dan berani mengambil keputusan. Kita berhak untuk bermimpi. Seperti yang diucapkan Arai dalam dialog novel tersebut, ”Orang macem kite nih harus bisa bermimpi, kalau tak bermimpi kite kan mati.” dan, “Bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpi itu.”



Tidak ada komentar:

Posting Komentar