Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Selasa, 05 Juni 2012

Peminta-Minta Bermodus Menipu

Sekarang, saking banyaknya peminta-peminta bermodus menipu, orang jadi susah ngebedain mana yang bohong, mana yang nggak. Emang dah.. orang sekarang sudah jago akting. Saking seringnya nonton sinetron kali yee? Hmm.. ya tapi, intinya, peminta itu, mereka sama-sama butuh duit. Cuma caranya saja yang beda.
Pernah suatu ketika aku ditawari seorang mbah-mbah untuk membeli jeruknya karena ia tak ada ongkos untuk pulang. Aku ingat, saat itu uangku tinggal 10rb. Jeruk itu dijual 7rb. Sudah kubilang tak ada duit, mbah-mbah itu ngedumel. Terus terang, aku paling ndak suka ada orang minta-minta terus ngedumel. Huhu.. tapi entah kenapa rasanya aku pengen membeli jeruk itu. Perhitunganku, ya tak masalah lah malamnya aku makan jeruk, bisa aku bagi-bagi juga dengan kawan-kawanku. Aku membelinya. Uangku tersisa 3rb, lumayan bisa beli minum atau apalah. Sampai di kos, aku belum menengok jeruk itu. Hingga malam datang saat aku merasa alapar, aku teringat ada jeruk yang kubeli. Pas kubuka, busuk semua, hahahaha.. pembodohan.
Pernah juga, tiba-tiba ada ibu-ibu mak metungul “ujug-ujug” datang di hadapanku menjual pisang buah. Dia berjilbab warna kuning kumal. Celananya diangkat ke atas. Ia berjalan seperti menahan sakit di kakinya sambil menggendong bayi mungil yang sepertinya sedang tidur. Aku cukup bergidik saat melihat bayi itu. Bayi itu masih hidup tidak? Aku mencoba menerka helaian nafasnya, tapi tak kunjung kuketahui dadanya naik turun atau tidak.
Dia bercerita bahwa ia baru saja tertabrak motor dan ia bingung bagaimana cara pulangnya. Aku sedikit bingung sih, tapi aku menangkap alasan itu bohong banget. Kalau ditabrak, tak ada uang, kenapa ndak minta ganti rugi sama yang ditabrak? Mungkin saja tabrak lari?
Kalau iya, di mana dia ditabrak? Masa gak ada orang yang nulungin sih? Sepedanya di mana? Di bengkel? Terus tak ada uang untuk bayar biaya bengkel? Kenapa ndak terus terang sama tukang bengkelnya itu? Kupikir pasti dibantu kok.
Kalau emang bener-bener kepepet, dia bakal minta pada siapa saja yang ia temui kan? Tapi kenapa yang ditawari hanya aku? Sedang dua perempuan yang duduk di seberang sana tak ditawari. Ia nyelonong pergi saat aku mengernyitkan dahi, sepertinya ia merasa bahwa aku curiga dengan alasannya. Sebenarnya, saat ia bercerita, aku terlalu sibuk memastikan bayi yang ia gendong itu hidup atau mati dan aku tak begitu mendengarkan ceritanya.
Uniknya adalah saat ia memilih aku. Saat itu aku sedang dengan seorang lelaki, sebut saja dia pacarku, hahai… mungkin, dia berpikir bahwa perempuan akan menjaga image-nya dan akan membuat sebuah pencitraan di depan seorang lelaki. Begitu pun sebaliknya. Makanya, dia merasa ada peluang di sana dan akhirnya memilihku yang polos dan lugu ini.
Kasihan lho, bawa bayi sedang tidur, digendong, dipontang-panting ke sana ke mari untuk menguatkan perannya. Jadi berasa ingin melontarkan, “10rb dituker bayi, wani ra, Bu?” hehehe…
Pertanyaan dari abang ainul adalah “Wani ngopeni po?”
Hehe..
WANI. Tapi, WANI PIRO? Hehehe :p
Banyak macamnya lah penipuan-penipuan seperti itu. Tapi dengan kejadian seperti itu, bikin orang jadi pikir-pikir kalau mau nolongin orang lho. Lho? Nolongin orang kok pake pikir-pikir? Ya, meskipun tahu sebenarnya sama-sama butuh. Tapi kan terkadang orang tuh males bantu kalau pakai cara bohong. Nah itu dia… huhuhu… kan kasihan kalau tuh orang beneran butuh bantuan dan gak jadi dapet bantuan karena terlalu banyak peminta bermodus menipu.
Yah, semoga saja orang-orang yang sejenis dengan orang yang aku temui itu menyesali perbuatannya dan berhenti menggunakan cara-cara seperti itu hingga kehidupan mereka tercukupi. Aamiin…
Kesimpulannya adalah…
“Sebaik-baik orang adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”
Begitu saja.. dan semoga kita menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitar kita.
Aamiin…

Minggu, 03 Juni 2012

Tentang Huruf “I”

Kini.. bulan Mei pergi. Usai bulan Mei, bulan Juni. Hari ini, selamat pagi!
Semalam aku sudah memantapkan diri bahwa pagi ini aku akan mengikuti senam pagi. Tapi apa yang terjadi? Aku terlalu banyak mimpi hingga aku lupa diri untuk bangun pagi. Aku memilih untuk tidur lagi. Hingga pagi pun terlewati.
Ini sudah kesekian kali aku ingin senam pagi namun tak terturuti. Ujungnya, Minggu pagi untuk nyuci. Itu pun jika aku sudi. Bila tak sudi, aku memilih untuk tidur lagi. Tapi, banyak tidur itu bikin hati nyeri. Lebih baik bangun dan pergi nyuci.
Usai nyuci, aku letih dan tidur lagi. Lagi lagi hanya begitu lagi. Ujungnya , tidur lagi.
Bagi kau yang membaca ini. Gigimu pasti nyeri karena tulisan ini hanya seperti ini. Ya, seperti ini lagi. Tapi, terima kasi.
Sengaja kuakhiri dengan “I”, karena hari ini aku rindu pada “I”,

yaitu ILMI.
Sebenarnya nyeri jika memanggilnya dengan nama Ilmi karena S**i memanggilnya Ilmi. Maka dari itu, izinkan aku memanggilnya dengan pasti, yaitu AINUL ILMI. Mungkin terdengar sensi, tapi mau gimana lagi? Ini memang nyeri. Argh, lagi-lagi tentang nyeri. Sudah, cukup, dan akhiri!
Mungkin satu lagi, namaku ADE RAKHMA NOVITA SARI.