Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Minggu, 21 Agustus 2011

Mahasiwa tak Layak Kos: Benarkah Demikian?



Sepertinya hanya aku yang tidak punya teman akrab satu kosan. Awalnya biasa saja, tapi lama-lama aku mulai terbebani dengan hal itu. Bagaimana tidak? Aku sering sakit, dan aku tak punya teman kos yang merawatku saat aku sakit. Paling-paling aku harus menghubungi ASR, temanku sekelas, MMN, teman satu organisasi, atau AI, lelaki yang menyentuh hidupku, sebut saja ia pacarku, aku paling sering merepotkan dia, fuh! Hal demikian juga menjadikan ibuku khawatir tentang keadaanku.

Bagaimana bisa? Apakah aku tidak bisa mengakrabkan diri? Kawanku di luar sana banyak. Teman satu kelas, bahkan dari luar kelas, luar jurusan, luar fakultas, luar universitas, banyak. Teman dari penghuni Student Center yang berisi anggota UKM pun, banyak. Aku bisa mengenal dengan cara sok kenal sok dekat dengan anggota UKM lain, seperti UKM Penelitian, ataupun catur. Bahkan, aku mampu sok kenal sok dekat pula dengan penghuni PKM FBS UNY, seperti segolongan BEM maupun HIMA. Aku bisa mengenal orang-orang dari PP ESQ juga, bisa ngobrol lancar berkenalan bebas dengan mahasiswa dari universitas manapun, baik dari Yogyakarta, maupun luar Yogyakarta, seperti dari Lampung. Aku lebih cepat berkenalan baik dengan teman kos dari temanku malah. Seperti teman kos ASR, aku bisa mengenal N, Z, A, dan lainnya lagi. Dengan teman kos MMN pun demikian, seperti E. Benar-benar aneh. Kenapa aku tidak mampu demikian dengan penghuni di kosku? Aku yang aneh, atau mereka yang aneh?

Tapi jika dilihat penghuni yang lain, mereka semua aman-aman saja kok. Bahkan, mereka selalu, dan bahkan sangat dekat. Apa aku yang tidak bisa hidup di dunia kos? Lalu dimanakah tempat yang layak untukku jika bukan di kos?

Apa mungkin ini ada hubungannya dengan pengalaman pertamaku saat kos di Surabaya dulu ya?

Di mana pertama kali aku datang, dengan sok akrab aku tebarkan senyumanku dan mencoba ramah. Namun, mereka selalu membicarakan hal buruk tentangku, diam-diam di belakangku (meski pada akhirnya aku mendengar sendiri obrolan mereka). Memang sih, sikapku sepertinya buruk saat itu, seperti tidak mematuhi peraturan di sana. Tapi, ah rasanya aku tidak demikian. Lalu? Ah, tapi sikap mereka itu mejadikanku muak dengan sikap ramahku.

Harus bagaimana aku saat ini? Apakah aku harus pindah kos? Ah, ini pilihan yang sulit untukku. Lalu bagaimana? apa yag harus aku lakukan? Help me… jujur saja aku cukup tersiksa atas kesendirianku ini.
Karangmalang, 10 Agustus 2011, 20:38
*ditulis usai pulang tarawih, di mana saat di jalan aku bertemu dengan kawanan satu kos yang sepertinya akur sekali. Mengingat juga dari obrolan kawanan satu kos di coment foto facebook. Ah rasanya semakin membuatku muak saja setelah aku menyadari bahwa aku tak seperti anak kos yang lain. Selaliu sendiri, makan sendiri, sepertinya aku tak layak hidup di kos (hmm…aku terlalu pasrah). Ya sudahlah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar