Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Minggu, 18 September 2011

Diagnosis Kesulitas Belajar

MAKALAH DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
Digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dengan dosen pengampu




Disusun Oleh:
Santi Dewi Farisma                             (08201244083)
Achmad Husni N                                (10201244041)
Habi Yuniartanto N                            (10201244050)
Rita                                                     (10201244079)
Alifarose S. Z.                                     (10201244075)
Ade Rakhma Novita Sari                    (10201244080)
Fitriana W.                                          (10201244083)


PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2010/2011

 
DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR

A.    Pengertian Diagnostik Kesulitan Belajar

            Siti Mardiyanti dkk. (dalam Kuntjojo, 2009) menganggap bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun fisiologis dalam proses belajarnya.
            Sedangkan diagnostik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ilmu untuk menentukan jenis penyakit berdasarkan gejala yang ada.
            Dengan demikian, Diagnostik Kesulitan Belajar (DKB) adalah suatu ilmu untuk menentukan beberapa gejala dan hambatan dalam proses belajar.

B.     Kedudukan DKB dalam Pembelajaran

            Pembelajaran menurut KBBI adalah proses, cara, pembuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
            Dengan demikian, kedudukan DKB dalam pembelajaran adalah suatu bentuk keunggulan  usaha diagnostik gejala dan hambatan dalam proses pembelajaran.
            Hal tersebut didukung oleh Amrin (2008 ) yang telah menyebutkan bahwa salah satu karakteristik yang penting dari proses belajar-mengajar yang efektif ialah kemampuan guru bekerja dengan subyek didik serta kemampuan mengorganisasikan pengalaman belajar yang disajikan kepada mereka. Hal ini menunjukan bahwa guru hendaknya mampu dan mau mengerti keadaan subyek didiknya.
            Melalui diagnosis kesulitan belajar, gejala-gejala yang menunjukkan adanya kesulitan dalam belajar diidentifikasi, dicari faktor-faktor yang menyebabkannya, dan diupayakan jalan keluar untuk memecahkan masalah tersebut (Kuntjojo, 2009).
            Bimbingan belajar bagi peserta didik yang gagal, guru atau pembimbing harus berusaha mencari penyebab kegagalan yang dialami peserta didik. Ketetapan pemberian layanan bimbingan belajar sangat ditentukan oleh ketepatan menentukan masalah atau kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Maka ketepatan menentukan masalah atau kesulitan belajar yang dialami peserta didik merupakan kunci keberhasilan dalam memberikan layanan bimbingan belajar kepada perserta didik. (Sugihartono, 2007: 164)



C.    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Belajar

            Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (dalam Kuntjojo, 2009), faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa:
1. Faktor Internal
            Adalah faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.
a.       Faktor kejiwaan, antara lain :
1)      minat terhadap mata kuliah kurang;
2)      motif belajar rendah;
3)      rasa percaya diri kurang;
4)      disiplin pribadi rendah;
5)      sering meremehkan persoalan;
6)      sering mengalami konflik psikis;
7)      integritas kepribadian lemah.
b.      Faktor kejasmanian, antara lain :
1)      keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit);
2)      adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan;
3)      adanya gangguan pada fungsi indera;
4)      kelelahan secara fisik.
2. Faktor Eksternal
            Adalah faktor yang berada atau berasal dari luar peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan menjadi dua menjadi faktor instrumental dan faktor lingkungan.
a.      Faktor instrumental
1)      Kemampuan profesional dan kepribadian dosen yang tidak memadai;
2)      Kurikulum yang terlalu berat bagi mahasiswa;
3)      Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;
4)      Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
b.      Faktor lingkungan
      Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :
1)     Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga;
2)     Lingkungan sosial kampus yang tidak kondusif;
3)     Teman-teman bergaul yang tidak baik;
4)     Lokasi kampus yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.     

D.    Prosedur Pelaksanaan DKB

            Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa,
guru sangat dianjur untuk terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya
mengenali gejala dengan cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan
kemungkinan adanya kesulitan belajar yang melanda siswa tersebut.
Upaya
seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan menetapkan “jenis penyakit”
, yakni
jenis kesulitan belajar siswa. Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas
langkah-langkah tertentu yang diorentasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis tertentu yang dialami siswa. Prosedur seperti ini dikenal sebagai
“diagnostik” kesulitan belajar
(Aamprogresif, 2011).
           
Adapun prosedur atau langkah-langkah melaksanakan DKB adalah sebagai berikut:
a.       Mengidentifikasi peserta didik yang diperkirakan mengalami kesulitan belajar;
b.      Melokalisasi letak kesulitan belajar;
c.       Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar;
d.      Memperkirakan alternatif bantuan;
e.       Menetapkan kemungkinan cara mengatasinya. (Sugihartono, 2007: 164)

            Banyak lagi langkah-langkah diagnostik yang dapat ditempuh guru, antara lain
yang cukup terkenal adalah prosedur Weener dan Senf (1982) sebagaimana yang
dikutip Wardani (dalam Aamprogresif, 2011) sebagai berikut:
1.      Melakukan observasi kelas untuk melihat perilaku menyimpang siswa
ketika mengikuti pelajaran.
2.      Memeriksa penglihatan dan pendengaran siswa, khususnya yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
3.      Mewawancarai orang tua/ wali siswa untuk mengetahui hal ihwal keluarga
yang mungkin menimbulkan kesulitan belajar.
4.      Memberikan tes diagnostik bidang kecakapan tertentu untuk mengetahui
hakikat kesulitan belajar yang dialami siswa.
5.      Memberikan tes kemampuan inteligensi (IQ) khususnya kepada siswa
yang diduga mengalami kesulitan belajar.

E.     Pengajaran Remedial dan Program Pengayaan dalam Pembelajaran

            Remidial dalam KBBI adalah berhubungan dengan perbaikan. Maka, pengajaran remedial merupakan pengajaran ulang bagi peserta didik yang hasil belajarnya jelek, bersifat menyembuhkan.
            Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
a.       Pengertian
      Pengajaran remidial merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program pembelajaran. Melalui program pengajaran remedial, guru atau konselor berusaha membantu peserta didik untuk mencapai kesuksesan belajar secara optimal.
b.      Tujuan
      Secara umum, tujuan remidial adalah membantu siswa mencapai hasil belajar sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Jadi, tujuannya adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar agar mencapai prestasi yang diharapkan melalui proses  perbaikan dalam aspek kepribadian atau dalam proses belajar mengajar.
c.       Pelaksanaan Pengajaran Remidial
      Pelaksanaannya melaui langkah-langkah sebagai berikut:
1. Penelaahan kembali kasus
2. Pemilihan alternatif tindakan
3. Pemberian layanan khusus
4. Pelaksanaan pengajaran remedial
5. Pengukuran kembali hasil belajar
6. Re-evaluasi dan re-diagnostik. (Sugihartono, 2007: 71-184)
     Sedangkan pengayaan menurut KBBI adalah proses, cara, perbuatan mengayakan, memperkaya, memperbanyak (tentang pengetahuan).
            Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut:
a.       Pengertian
            Program pengayaan dalam pembelajaran merupakan kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta didik yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi, yang berarti mereka adalah peserta didik yang tergolong cepat dalam menyelesaikan tugas belajarnya.
b.      Tujuan
1.      Agar peserta didik lebih menguasai bahan pelajaran.
2.      Memupuk rasa sosial peserta didik.
3.      Menambah wawasan peserta didik.
4.      Memupuk rasa tanggung jawab peserta didik.
c.       Faktor yang harus diperhatikan
1.      Faktor anak atau peserta didik.
2.      Faktor kegiatan pengayaan.
3.      Faktor waktu.
d.      Pelaksanaan Program Pengayaan
            Kegiatan pengayaan diberikan oleh guru bidang studi bersamaan dengan pembelajaran bagi peserta didik yang sedikit kesulitan dan yang mengalami kesulitan belajar. Apabila peserta didik yang sedikit kesulitan belajarnya, dan yang mengalami kesulitan belajar sudah menyelesaikan tugas belajarnya sesuai dengan yang diharapkan, maka kegiatan pengayaan dihentikan.

3.      Daftar Pustaka

Sugihartono,dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Kamus Besar Bahasa Indonesia offline.

Kuntjojo. 2009. Diagnosis Kesulitan Belajar. Didapat adari             http://ebekunt.wordpress.com/2009/04/12/diagnosis-kesulitan-belajar/ pada  21       Mei 2011

Aamprogresif. 2011. Diagnosis Kesulitan Belajar. Didapat dari       http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2118812-diagnosis-kesulitan-      belajar/ pada 21 Mei 2011

Amrin. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Pengajaran Remedial dalam Pendidikan    IPA. Didapat dari http://bugishq.blogspot.com/2008/07/diagnosis-kesulitan-     belajar-dan.html# pada 21 Mei 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar