A. Konsep Dasar dan Fungsi Ketatalaksanaan
Lembaga Pendidikan
Tata laksana atau tata usaha
pendidikan yaitu segenap proses kegiatan pengelolaan surat-menyurat yang
dimulai dari menghimpun (menerima), mencatat, mengolah, menggandakan, mengirim,
dan menyimpan semua bahan keterangan yang diperlukan oleh organisasi (Hartati Sukirman, Administrasi dan Supervisi Pendidikan:33).
Dengan demikian,
ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah usaha dari lembaga pendidikan untuk
melaksanakan tata laksana atau usaha.
Adapun konsep dasar dari
ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah:
1. Menyangkut administrasi kurikulum,
2. Menyangkut administrasi murid,
3. Menyangkut administrasi personil,
4. Menyangkut inventaris sekolah,
5. Mengenai pekerjaan surat-menyurat,
6. Menunjang penataan keuangan,
7. Menunjang administrasi sarana prasarana,
8. Menunjung hubungan sekolah dengan
masyarakat.(Hartati Sukirman, Administrasi dan Supervisi Pendidikan:33-34)
Atas konsep dasar tersebut,
maka fungsi dari ketatalaksanaan lembaga pendidikan adalah:
1. Memperlancar pencapaian tujuan pengajaran.
2. Memperlancar kegiatan pencatatan siswa dari
proses penerimaan hingga murid tersebut keluar dari sekolah, disebabkan karena
telah tamat, atau sebab lain.
3. Memperlancar proses penataan tenaga kerja
untuk lembaga secara efisien.
4. Memperlancar proses penataan pengadaan,
pendayagunaan, dan pengelolaan sarana pendidikan.
5. Memperlancar proses pengelolaan
surat-menyurat.
6. Memperlancar proses penataan keuangan.
7. Memperlancar hubungan sekolah dengan
masyarakat.
B. Prosedur Penataan Ketatalaksanaan Lembaga Pendidikan
Untuk mewujudkan
fungsi ketatalakanaan lembaga pendidikan, maka butuh penataan ketatalaksanaan
lembaga pendidikan. Adapun prosedur penataan ketatalaksanaan lembaga pendidikan
adalah sebagai berikut:
1. Surat Dinas Sekolah dan Buku Agenda
Semua surat menyurat yang
dilakukan dalam rangka kepentingan kehidupan dan realisasi program sekolah,
disebut surat dinas. Surat masuk maupun
surat keluar harus dicatat disertai arsp-arsipnya. Pencatatan tersebut dibedakan
dalam buku agenda surat masuk dengan buku agenda surat keluar.
Surat yang bersifat
kedinasan, baik dinas pemerintahan, maupun dinas swasta, biasanya bersifat
resmi, dan menggunakan bahasa Indonesia baku.
Sedangkan buku agenda
berfungsi sebagai catatan keluarnya surat, dengan pencatatan: a) Nomor urut
surat keluar, b) Tanggal surat keluar (pengirim), c) Alamat surat/ kepada
siapa, d) Pokok isi surat, e) Keterangan.
2. Buku Ekspedisi
Buku ekspedisi berfungsi
sebagai bukti bahwa suatu surat yang dikirimkan sudah sampai kepada alamat atau
petugas yang diserahi tanggung jawab.
3. Buku Catatan Rapat Sekolah (notulen)
Notulen berfungsi sebagai
catatan proses, hasil, atau keputusan yang diambil pada saat rapat sekolah, biasa
disebut Rapat Dewan Guru atau Rapat Guru. Berdasarkan materi yang dibicarakan
dalam rapat sekolah, rapat tersebut antara lain:
a) Rapat kenaikan kelas
b) Rapat kelulusan EBTA (ujian)
c) Rapat penerimaan murid baru
d) Rapat pembagian tugas mengajar
4. Buku Pengumuman
Buku pengumuman ini berasal
dari kepala sekolah, dimaksudkan sebagai media informasi (pemberitahuan) yang ditujukan
kepada para guru. Adapun isi pengumumannya (dapat bersifat intruksi)
bermacam-macam. Pada intinya selalu menyangkut masalah pembinaan sekolah. Setiap
guru yang sudah membaca pengumuman tersebut diwajibkan membubuhkan tanda
tangannya (sebagai tanda bahwa ia telah membacanya). Dengan demikian, buku pengumuman
ini lebih tepat, dibanding papan pengumuman.
Jika pengumuman itu ditujukan
kepada murid, buku pengumuman juga bisa dipakai, tetapi seorang petugas sekolah
harus ditunjuk untuk membacakannya disetiap kelas.
5. Kegiatan Administrasi yang Didindingkan
Yang dimaksud kegiatan ini
adalah kegiatan pencatatan atau pendataan, yang kemudian hasil pencatatan
tersebut dipasang atau ditempel pada dinding, baik dinding kelas, maupun
dinding kantor guru, atau Tata Usaha sekolah. Kegiatan semacam ini lebih
dikenal dengan administrasi yang didindingkan.
6. Administrasi Keuangan Sekolah
Setiap unit kerja selalu
berhubungan dengan masalah keuangan, demikian pula sekolah. Perihal keuangan
sekolah, pada garis besarnya berkisar pada uang Sumbangan Pembinaan Pendidikan
(SPP), uang kesejahteraan personil, gaji, serta keuangan yang berhubungan
langsung dengan penyelenggaraan sekolah, seperti perbaikan sarana.
Dibawah ini dikemukakan
beberapa instrumen (format-format) yang mencerminkan adanya kegiatan administrasi
keuangan sekolah tersebut yaitu:
a) Administrasi pembayaran SPP
Format yang digunakan dapat menggunakan contoh sebagai berikut :
Ø
Kartu pembayaran SPP
Ø
Buku harian penerimaan SPP
Buku ini untuk mencatat penerimaan sehari-hari
Ø
Buku penerimaan SPP per kelas
Buku ini untuk merinci penerimaan SPP tiap kelas, dan disetor pada
bendahara sekolah
Ø
Bendaharawan sekolah memasukkan SPP tersebut dalam buku
kas SPP, dimaksudkan untuk membantu
pembinaan pendidikan seperti yang ditunjukkan pada putusan yang telah
dibuat yakni untuk membantu penyelenggaraan sekolah, kesejahteraan personil,
perbaikan sarana, dan kegiatan supervisi.
Yang dimaksud penyelenggaraan sekolah adalah :
·
Pengadaan alat atau bahan administrasi
·
Pengadaan alat atau bahan pelajaran
·
Penyelenggaraan ulangan, evaluasi belajar, kartu pribadi,
rapot, dan Surat Tanda Tamat Belajar (STTB)
·
Pengadaan perpustakan sekolah
·
Prakarya dan pelajaran praktik
Ø
Buku kas tabelaris
Buku ini
memiliki lajur yang banyak, sesuai dengan jenis pemasukan dan pengeluaran uang.
Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan melihat uraian tiap jenis pemasukan dan pengeluran,
serta mudah membuat perhitungan sisa kurang, atau lebih. Setip halaman buku kas
ini di jumlahkan, kemudian dipindah ke halaman berikutnya. Biasanya, buku ini
ditutup sekali setahun
b) Adminitrasi keuangan yang berasal dari
pemerintah
Meliputi
pembayaran gaji pegawai, atau guru, dan belanja barang. Untuk pertanggung
jawaban uang tersebut, diperlukan beberapa format dari daftar peneriman gaji, dan
Surat Perintah Mengambil Uang (SPMU)
c) Adminitrasi keuangan yang berasal dari BP3
BP3 bertugas
untuk memberikan bantuan dalam penyelengaraan sekolah. Dapat berbentuk uang,
atau bentuk lain, seperti perbaikan sekolah, pembagunan lokal baru, dan
sebagainya.
d) Lain- lain
Dalam
hubungan ini, misalnya kegiatan arisan di sekolah, koperasi antar guru dan lain-lain.
Perlu di susun suatu format yang disebut kartu pembayaran gaji. Kartu ini
sering di sebut Daftar Potongan Gaji, karena lebih menekankan besar jumlah
potongan gaji pegawai yang bersangkutan.
C. Sistem
Informasi Manajemen Lembaga Pendidikan
Sistem informasi manajemen telah ada dan berfungsi untuk memberikan
informasi bagi manajer yang memungkinkan mereka merencanakan serta
mengendalikan operasi (Mukhlis,2010).
Dengan demikian, sistem
informasi manajemen pendidikan adalah memberikan informasi bagi manajer dalam
merencanakan, serta mengendalikan operasi dalam ruang lingkup pendidikan.
Dalam kehidupan dimasa mendatang, sektor teknologi
informasi
dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Teknologi informasi banyak berperan dalam bidang-bidang antara lain
:
1.
Bidang
pendidikan / e-education,
2.
Bidang
pemerintahan / e-government,
- Bidang keuangan dan perbankan (Mukhlis,2010).
Transisi
pemanfaatan sistem informasi dalam dunia pendidikan saat ini adalah di mana globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran
dalam dunia pendidikan, dari pendidikan tatap muka yang konvensional, ke arah
pendidikan yang lebih terbuka (Mukhopadhyay,dalam Mukhlis,2010).
Mason (dalam Mukhlis, 2010) berpendapat
bahwa pendidikan mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang
memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukannya gedung sekolah. Namun,
teknologi tetap akan memperlebar jurang antara si kaya dan si miskin.
Tony Bates (dalam Mukhlis, 2010)
menyatakan bahwa teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila
digunakan secara bijak untuk pendidikan dan latihan, serta mempunyai
arti yang sangat penting bagi kesejahteraan ekonomi.
Romiszowski & Mason (dalam Mukhlis, 2010)
memprediksi penggunaan “Computer-based Multimedia Communication (CMC) yang
bersifat sinkron dan asinkron. Ramalan dan
pandangan para cendikiawan di atas dapat disimpulkan bahwa dengan masuknya
pengaruh globalisasi, pendidikan masa mendatang akan lebih bersifat terbuka dan
dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja “saat
itu juga”, dan kompetitif.
Suatu pendidikan jarak jauh berbasis web antara lain harus memiliki
unsur sebagai berikut:
1.
Pusat kegiatan
siswa; sebagai suatu community web based distance learning harus mampu
menjadikan sarana ini sebagai tempat kegiatan mahasiswa, di mana
mahasiswa dapat menambah kemampuan, membaca materi kuliah, mencari informasi
dan sebagainya.
2.
Interaksi dalam
grup; para mahasiswa dapat berinteraksi satu sama lain untuk mendiskusikan
materi-materi yang diberikan dosen. Dosen dapat hadir dalam grup ini untuk
memberikan sedikit ulasan tentang materi yang diberikannya.
3.
Sistem
administrasi mahasiswa; di mana para mahasiswa dapat melihat informasi mengenai status
mahasiswa, prestasi mahasiswa dan sebagainya.
4.
Pendalaman
materi dan ujian; biasanya dosen sering mengadakan kuis
singkat dan tugas yang bertujuan untuk pendalaman dari apa yang telah diajarkan
serta melakukan tes pada akhir masa belajar. Hal ini juga harus dapat
diantisipasi oleh web based distance learning.
5.
Perpustakaan
digital; pada bagian ini, terdapat berbagai informasi kepustakaan, tidak
terbatas pada buku tapi juga pada kepustakaan digital, seperti
suara, gambar dan sebagainya. Bagian ini bersifat sebagai penunjang.
6.
Materi online
di luar
materi kuliah; untuk menunjang perkuliahan, diperlukan juga bahan bacaan dari web
lainnya. Maka, pada bagian ini, dosen dan siswa
dapat langsung terlibat untuk memberikan bahan lainnya untuk di publikasikan
kepada mahasiswa lainnya melalui web (Mukhlis,2010).
D. Daftar Pustaka
Sukirman, Hartati. (____). Administrasi dan Supervisi
Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Mukhlis. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan.
Diakses dari http://mukhliscaniago.wordpress.com/2010/10/03/sistem-informasi- manajemen-pendidikan/ pada 21 Mei
2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar