”Wonogiri, CyberNews: Peta
kekeringan di Kabupaten Wonogiri semakin meluas. Tidak saja melanda di tiga
dari 25 wilayah kecamatan se Kabupaten Wonogiri, yakni Kecamatan Pracimantoro,
Giritontro dan Paranggupito, tapi bertambah lima kecamatan lagi. Sehingga
totalnya menjadi delapan wilayah kecamatan.”
“YOGYAKARTA--MICOM: Warga di kawasan
Perbukitan Prambanan, Yogyakarta, dalam empat bulan terakhir ini mengalami
kekurangan air bersih.”
Fakta mengungkapkan kekeringan mulai melanda di berbagai daerah. Padahal,
air adalah hal pokok yang mutlak dibutuhkan manusia. Meski air di bumi sangat
melimpah, namun jika keberadaannya disia-siakan, tidak ada pelestarian, maka
tidak dapat dipungkiri akan ada kemungkinan mengalami kekeringan, kekurangan
air. Tanpa air, kehidupan manusia tak dapat berlangsung. Lalu apa yang harus
dilakukan agar keberadaan air tidak mengalami kekurangan air? Bukan perihal
merawat air dengan menimba sebanyak-banyaknya, kemudian menimbunnya dalam
tabung besar agar awet. Namun, dengan perbaikan perlindungan alam, maka sesungguhnya
kita sudah ikut serta melestarikan keberadaan air. Perlindungan pada gunung
adalah jalan paling tepat untuk melestarikan keberadaan air.
Allah telah memberikan bocoran pada manusia, tentang tempat di mana
manusia dapat menemukan air melimpah. Allah berfirman:
“Dan
Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami beri minum kamu dengan
air yang tawar?” (QS. Al-Mursalat [77]: 27)
Gunung
adalah tempat penyimpanan air yang paling tepat. Mengapa demikian? Karena air
melimpah dipengaruhi oleh-oleh beberapa hal, seperti curah hujan, resapan air
dalam tanah, penghasilan air tanah, dan juga pohon yang mampu menyimpan air.
Beberapa faktor tersebut dapat dijumpai pada pegunungan, di mana di gunung ada
banyak pohon dan tanah yang keduanya dapat melakukan kinerjanya sebagai
pengelola air. Maka, pelestarian gunung adalah jalan yang tepat sebagai
langkah “basmi kekeringan”.
Manusia dan alam adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, saling
terkait, dan saling berpengaruh. Apabila manusia memperlakukan alam dengan
baik, maka alam akan memberikan efek yang baik pada manusia. Demikian pula jika
manusia merusak alam, maka alam akan memberikan dampak yang tidak bagi bagi
manusia. Contohnya adalah, jika manusia merawat alam, seperti menanam pohon,
maka pohon tersebut akan memberikan manfaatnya bagi manusia, baik buah, daun,
maupun batangnya. Dan jika manusia merusak alam, seperti menebang pohon
sembarangan, maka alam akan memberikan efek yang buruk pula, seperti bencana
banjir, global warming, dan juga
kekeringan, kekurangan air.
Bila terjadi bencana, pernahkah manusia berpikir “mengapa?”. Allah SWT
berfirman:
"Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar. (QS. Ar-Rum [30] : 41).
Jika ingin menghindari bencana, alangkah baik jika memulai berdamai
dengan alam, mulai melestarikan, dan merawat alam. Bisa dimulai dengan
langkah pelestarian pohon dan tanah yang ada pada gunung, sebut saja STOP
TEBANG POHON. Sekecil apapun pohon tersebut, sesungguhnya pohon sangat
memberikan pengaruh yang besar bagi manusia. Sekecil apapun program penebangan
yang telah dilakukan, sebenarnya hal tersebut adalah tindakan merusak. Allah SWT berfirman:
"Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdo'alah kepada-Nya dengan rasa takut dan harapan.
Sesungguhnya Allah amat dekat kepada orang yang berbuat baik." (QS.
Al-A’raf [7] : 56)
"Dan
bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah membuat kerusakan di muka
bumi", mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang
mengadakan perbaikan." (QS. Al-Baqarah [2] : 11).
Perbaikan untuk A, namun merusak B. Hal tersebut patut dihindari, karena
pada hakikatnya, perbaikan bukan berarti merusak yang lain. Maka, perbaikan
dimulai dari hal kecil, seperti perbaikan diri, dan pola pikir. Dengan
kesadaran diri, sesungguhnya alam ini ciptaan Allah
sekaligus hadiah bagi manusia, di mana manusia dapat mendapatkan
keperluan-keperluan hidup dari alam. Allah SWT berfirman:
"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya
gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. Dan
Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami
menciptakannya pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki
kepadanya." (QS. Al-Hijr [15] : 19-20).
Begitu sempurna Allah menciptakan segala sesuatunya. Begitu sayang Allah
pada makhlukNya, sehingga Dia jadikan bumi- tempat tinggal manusia- sebagai
lahan pemenuh keperluan hidup. Tidak jauh, ada pada hamparan tanah, laut,
pepohonan dan gunung. Semua ada di hamparan bumi, di sekitar kita, yaitu
lingkungan. Maka, melestarikan lingkungan meruapakan bentuk ungkapan rasa syukur
atas nikmat yang dilimpahkan Allah pada makhlukNya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar