Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Sabtu, 05 November 2011

Ada Cerita Menyambut Hari Raya Idul Adha

Allahu akbar
Allahu akbar
Allahu akbar
Laailaa ha illallahu Allahu akbar
Allahu akbar
Wa lillahilhamd

Selamat menyambut hari raya idul adha, kawan..
Malam ini takbiran di mana? Dengan siapa? He…
Senang rasanya jadi anak kosan yang ujung-ujungnya mudik kalau pas lebaran, meskipun gak ada libur barang seminggu atau sehari, tapi setidaknya masih ada cara untuk mendapatkan libur barang sehari saja dengan cara nego dosen, dan itu sangat berharga, maka manfaatkan!
Berangkat pagi-pagi dari kosan menuju stasiun lempuyangan, naik sepeda bersama mas Ain, anugerah terindah dari Tuhan untukku, so sweet to? Hwkwkwk…
Di tengah perjalanan, kami bertemu simbah sedang menggendong cucunya, dia tersenyum lebar  kali tinggi, raut mukanya seneng banget lihat mas Ain yang sedang mengayuh sepeda dengan sekuat tenaga kala memboncengku. Aku menyadari kalau berat badanku jauh lebih berat dibandingkan mas Ain, tapi dia ngotot pengen bonceng, ya apa mau dikata? Aku juga rela-rela aja kalau diboncengin, xixixiiix…
“Mungkin dia tersenyum karena teringat masa mudanya,” ungkap mas Ain, hihi…
Aku pun turut bahagia, wahai simbah yang ada di sana saat itu,he…
Sesampai di stasiun lempuyangan, begini dan begitu sreeeeeet… dan aku telah sampai di Kediri. Di stasiun kediri aku dijemput Ilham, adikku. Tumben, biasanya kalau gak dijemput abah, ya dijemput ibu. Hari itu ibu sedang diklat di Surabaya, sedang abah sedang di kantor. Bagaimana bisa hari sabtu kok ngantor?
“Abah ada urusan, Mbak,” jawab Ilham.
“Urusan apa emange?” tanyaku.
“Jaga kambing,”
Subhanallah, Pegawai Negeri Sipil (PNS) lagi ngantor, kerjaannya jagain wedus, haha… buat kalian yang pengen jadi PNS, apa pendapat kalian?*nah lho?
“Dari kemarin, abah jadi penggembala kambing,” tegas Ilham
Ini sungguh so sweet… aku kagum dengan perjuangan abah. Mengingatnya sedang menggembala kambing, aku yakin dalam beberapa waktu idul adha ini abah akan berbau kambing, dan itu sudah jadi ciri khasnya.
Dengan motor shog** biru terbitan tahun jaman dulu kala, spion yang cacat, rem yang selalu berderit kencang saat diinjak, wow! aku melaju dengan Ilham mengarungi jalanan kota Kediri, rindu sekali rasanyaaaa…
Tak segera menuju rumah, aku mengajak Ilham untuk menikmati bakso-sudah ngidam dari Yogyakarta. Kalau sampai di Kediri, aku hendak memuaskan diri untuk menikmati bakso dan degan di pinggiran sawah, hmmm sedaaaap…
Kala aku menawari Ilham untuk makan bakso, jawabannya adalah,”Ayo, tapi aku gak punya uang.”
Pikirku, yaa derita loe :D
Sesampai di sana, kami makan, blum blim blam, selesai. Ilham menyodorkan uang 10rb padaku. Aku menahan tawaku. Mungkin ini akibat dari masa laluku yang pelit setengah mati jika harus mengeluarkan uang serupiah pun untuknya. Hingga sampai saat ini, ia ragu jika aku mau menraktirnya makan. Satu pelajaran yang biSA diambil adalah, inilah indahnya persaudaraan, saling berbagi, baik suka, maupun duka. Yah, meskipun nanti kalau uangku mulai seret, korbannya adalah orangtuaku,haha…
Sesampai di rumah, komentarku dari tahun ke tahun masih sama: Gak banyak berubah, masih dengan lebatnya pohon mangga, dan tonjolan buah mangga berserakan di beberapa tempat dalam rumah, seperti pasar buah mangga. Lantai pun berdebu, mau disapu sampai seribu kali pun, tetap saja terasa kotor, entah kenapa. Sepertinya harus dipel. Intinya tak banyak berubah, dan inilah yang terkadang membuatku rindu, terlebih masjid maulana depan rumahku, suasananya selalu membuatku rindu. Di mana suasana jamaah sholat begitu tentram, damai, dan aku selalu ingat jika sedang berjamaah di masjid, aku ingat betul begitu seriusnya aku selalu mengaduh dan meminta pada Tuhan bahwa aku ingin UANku lulus, meskipun akhirnya tryout kimiaku gak pernah lulus, dan berakhir aku lulus dengan nilai kimia yang tinggi.
Seiring kelulusanku, aku sertai doaku untuk bisa menjadi mahasiswa di Universitas Indonesia, dan akhirnya tak diterima juga. Hingga aku ingin lolos SNMPTN diterima di Universitas Negeri Surakarta (UNS) jurusan psikologi (betapa indahnya aku yang dulu, ngebet banget pengen kuliah psikologi, saking terobsesinya dengan orang gila). Dan tak lupa lolos USM STAN, karena ingin dibanggakan kedua ortuku. Begitu semangatnya aku berkomat-kamit doa di masjid itu, hingga rutin jamaah lho, haha… dan ini adalah hal yang sering membutku rindu.
Makan malam tlah tiba, seperti biasa, tiada nasi atau pun lauk dalam suguhan meja makan (jelas saja, punya meja makan saja tidak). Dan ini masih jadi kebiasaan dari dulu, di mana tragedi kelaparan di malam hari akan membawa kami sekeluarga untuk kuliner di luar rumah. Berangkatlah aku, Ilham, dan abah menuju warung makan penyetan depan komplek perumahan Bumi Asri. Siapa sangka, motor merah bocor, haha…derita siapa coba? Akhirnya, abah menuntunnya untuk ditambal, dan fenomena pengumbalan (antar jemput orang yang berbeda-bolak-balik) pun terjadi. Sesampai di sana, makan, minum, selesai. Pulangnya? Rencananya hendak ngumbal lagi, tapi setelah kupikir-pikir kenapa gak boncengan tiga orang saja? Toh aku kan gak gendut-gendut amat, si Ilham pun juga gak kalah seksi, hwkwk…
Lagi-lagi melaju dengan si biru. Malam-malam, tanpa lampu yang bisa menyorot. Dengan modal klakson, abah melajukan motor dengan pencet klakson terus-terusan…
“tin tin tin tiiiin… tin tintiiin…,” begitulah kiranya nada klakson yang dibuatnya, untung saja tak ada tambahan suara brat-bret-brot atau sejenisnya.
“Abah ini apa apaan sih? Emange karnaval? Atau takbir keliling?” protesku.
Tapi apa yang terjadi, abah mulai bertakbir sembari membuat nada pengiring lewat klakson.
Aku dan ilham hanya bias beristigfar… -.-
Sesampai di rumah lagi, si kecil anak tetanggaku yang lucu dan imut-imut mulai muncul dihadapanku. Dengan gemas, aku langsung bermain dengannya. Kejar-kejaran kesana kemari, dia berlari. Dengan gaya mirip burung yang sedang belok, wiiiiiiiing… ia masuk dalam got yang banyak rerumputan di atasnya, aku terkejut, tapi aku sembunyikan kejutan itu, menghindari agar ia tak kaget atau menangis. Dia diam, dan aku segera mengangkatnya dari got, ia tersenyum senang. Dasar bocah! Haha…
Tapi kok dia gak basah ya? Rumput tebal itu melindunginya dari air got, dasar Nopan!!-.-aaa…
Selamat malam, selamat hari raya idul adha, kawan… J
Bumi Asri, 051111, 23:12

2 komentar: