Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Kamis, 03 November 2011

Belum Terarah



Di depan rektorat, di bawah pohon paling utara, aku duduk di atas meja. Menghadap ke selatan, bersandar pada pohon, melirik air mancur di timur tempatku duduk. Aku sedikit tenang di sini. Bukan karena air mancur itu tidak menjulang tinggi. Namun, gemericik air itu lah yang membuatku tenang. Apalagi disertai semilir angin yang menyapu sekujur kulitku. Tempat ini memenuhi pandanganku dengan warna hijau. Aku sendiri di sini. Menikmati kesendirianku. Bukan karena ku tak punya teman, atau aku ditinggal teman-temanku pergi. Namun, ada kalanya aku butuh waktu untuk sendiri.
Tempat ini tidak sepi, di depanku ada segerombolan mahasiswa dari fakultas ilmu keolahragaan. Entah apa yang sedang mereka lakukan di tempat itu. Pandanganku hanya menangkap bahwa mereka sangat gagah sekalipun mereka tampak dekil.
Di sini, aku sedang tidak ingin merenung. Ini adalah kegiatanku untuk menenangkan diri. Aku ingin mencari sebuah ide untuk ku tulis. Entahlah kenapa aku ingin sekali membuat tulisan yang bertahap di setiap harinya? Tidak tersendat-sendat, terkadang menulis, terkadang tidak. Aku benar-benar menggemari kegiatan menulis dan membaca. Tapi kegemaran itu bukan berarti menyimpulkan bahwa aku ini orang yang cerdas. Aku menyadari, ini belum cukup.
Membaca materi vokoid dan kontoid, sudah cukup menjenuhkan untuk ditelan otakku. Aku putuskan untuk membaca buku yang ku pinjam dari perpustakaa kota Yogyakarta. Buku itu berjudul “ Menulis itu ibarat ngomong”. Dari cover dan kalimat di cover belakang, membuatku benar-benar penasaran ingin segera membacanya, bisa menguasai materi itu dan aku benar-benar mampu menulis ibarat ngomong.
Buku itu menjenuhkan, sangat menjenuhkan. Bahasanya terlalu bertele-tele, sulit dipahami dan . . . ah menjenuhkan. Tapi sedikit ku cuplik dan ku sadari akan makna tersirat dari buku itu adalah di mana jika aku ingin menulis, maka aku harus mengalirkan tulisanku seperti saat aku berbicara. Ya, ini benar-benar aku praktekkan saat ini. Tapi aku menolak jika aku menulis lancar karena isi buku itu. Aku hanya terpengaruh dengan judul buku dan kalimat di cover belakang. Kesimpulannya, aku telah tersentuh dengan judul buku atau sebut saja cover buku itu. Padahal, seperti halnya .. jangan pernah melihat seseorang itu dari covernya.
Ya, di mana kita tidak boleh terlalu dominan berpersepsi saat pertama kali mendapatkan stimulus. Tapi ku pikir, dengan persepsi lah aku mampu menulis. Hmm.. namun yang bikin shock lagi adalah saat dikatakan bahwa persepsi telah menghalangi suara hati. Aku perlu membuktikan hal tersebut, tapi entahlah bagaimana aku harus melakukannya?
Tulisanku sudah banyak, entahlah apa tujuan dari tulisanku ini. Mungkin jika di share akan sangat menjenuhkan untuk dibaca. Tapi aku tak peduli, yang penting aku nulis. Aku bisa menyampaikan gagasan-gagasan yang ada pada pikiranku, dengan begitu setidaknya aku sudah menulis untuk hari ini. Yaa, meskipun tulisan ini sangat absurd. Huuufht .. aku ingin menertawakanku sendiri, entah sampai mana aku menulis?
Lalu apa kesimpulan dari tulisanku ini?
Ya, pahami sendiri. Aku hanya bilang, menulislah, jangan menunda-nunda. Menulislah sekarang!
Badanku lemas, panas, demam, sepertinya sakit. Apakah ibunda merasakan dengan apa yang aku rasa? Ku yakin dia merasa. Baiklah, aku tidak ingin membuatnya jadi berperasaan terus karena aku sedang mencoba merasakan mereka. Ya, aku sedang mencoba praktek telepati, hihi....
Aku sudah cukup jenuh dengan kesibukan selama ini, dan saat ini aku hanya bisa pasrah. Tuhan, aku serahkan semua padaMu.
Kamis, 14 April 2011_12.02 (jam diragukan kebenarannya)_ at Singgasana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar