Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Rabu, 15 Agustus 2012

PNS Kok Enggak Boleh Mengajar?

Di sebuah perumahan, ada masjid. Di masjid tersebut ada Taman Pendidikan Al-quran (TPA). Kepala TPAnya adalah seorang perempuan. Dia adalah pegawai negeri sipil (PNS). Suatu ketika, ta’mir masjid tersebut menyampaikan aspirasi dari masyarakat kepada si bu kepala TPA tersebut, “PNS kok masih ngajar di TPA?”

Dari sini dulu.. lucu ya? Memangnya PNS enggak boleh ngajar di TPA, ya?

Selidik diselidik, si bu kepala TPA tersebut menjelaskan maksud aspirasi tersebut bahwasanya (mungkin) apakah gaji PNS masih belum cukup, kok ya masih mencari pendapatan di TPA. Nah, dari sini, ternyata, suaminya pun juga PNS. Hmm.. pantas saja menarik perhatian orang.

Mungkin, orang-orang curiga kalau si bu kepala TPA melakukan korupsi. Teet toot.. ternyata ada buku khusus laporan pengeluaran dan pemasukan, pemirsa. Itu pun juga ditandatangani oleh ta’mir masjid.

Dari sini lagi.. lucu ya?

Pertama, kok bisa-bisanya berpikiran bu kepala TPA tersebut korupsi. Tadi, katanya gaji PNS itu sudah dianggap banyak, sehingga menimbulkan saran untuk tidak perlu lagi menjadi kepala TPA, tapi setelah itu menuding korupsi. Lawong wis sugih, ngopo korupsi neh? Malahan, biasanya ada lho orang itu nunggu kaya sebelum dia ngajar. Tujuannya sih supaya ngajarnya ikhlas dan orientasi utamanya bukan lagi uang.

Kedua, orang belajar itu wajib, dan mengajar itu dianjurkan. Orang berilmu tapi tak mau berbagi ilmu, bagiku seperti orang makan tapi enggak beol. Kupikir enggak masalah kalau si bu kepala TPA itu mengajar di TPA sekalipun dia sudah PNS. Orang mengajar kan tak ada batasan harus single atau sudah berkeluarga, harus kaya atau harus miskin, dan lain-lain.

Ketiga, kalaupun orientasinya memang untuk mendapat pendapatan. Kupikir tak masalah, memperkaya diri itu kan juga dianjurkan. Sepertinya, dogma miskin itu terlalu erat dengan muslim. Dan bodohnya, kok ya mau kena dogma semacam itu? Muslim pun juga kudu kaya. Bayangkan, kalau si bu kepala TPA itu makin kaya, kemudian dia bisa sedekah, membantu orang-orang fakir miskin, berangkat umrah, haji, atau mendirikan TPA gratis tanpa biaya. Bayangkan! Orang kaya itu kalau ibadah jadi gampang. Kaya? why not?

Memang, TPA itu masih dipungut biaya. Itu karena untuk  menggaji pengajar yang lainnya. Kalaupun bu kepala TPA yang harus membayar pengajar tersebut, mungkin masih belum sanggup karena dia juga masih punya tanggungan anak dan keluarga. Kalaupun hendak ngeyel menggratiskan, ya si ta’mir masjid itu coba. Di mana perannya? Kalau ada omongan masyarakat seperti itu dia hanya menjadi pak pos yang mengirim pesan, tidak memberi penjelasan pada masyarakatnya, tidak member motivasi pada bu kepala TPA tersebut, atau jangan-jangan malah jadi kompor masyarakat? Dasar!

Baiklah, kalaupun kemudian dicarikan pengajar sukarela, yaaa kupikir orang-orang yang ngedumel di belakang itu saja yang dijadikan pengajar sukarela, bersedia tak? Jangan sukanya ngomong-ngomong di belakang nuduh yang macam-macam.

Huh, bikin emosi. Ini masih satu permasalahan yang ada pada perumahan tersebut. Kupasan ini dulu saja, semoga bermanfaat. Salam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar