Sekarang, saking
banyaknya peminta-peminta bermodus menipu, orang jadi susah ngebedain mana yang
bohong, mana yang nggak. Emang dah.. orang sekarang sudah jago akting. Saking
seringnya nonton sinetron kali yee? Hmm.. ya tapi, intinya, peminta itu, mereka
sama-sama butuh duit. Cuma caranya saja yang beda.
Pernah suatu ketika aku
ditawari seorang mbah-mbah untuk membeli jeruknya karena ia tak ada ongkos
untuk pulang. Aku ingat, saat itu uangku tinggal 10rb. Jeruk itu dijual 7rb.
Sudah kubilang tak ada duit, mbah-mbah itu ngedumel. Terus terang, aku paling
ndak suka ada orang minta-minta terus ngedumel. Huhu.. tapi entah kenapa
rasanya aku pengen membeli jeruk itu. Perhitunganku, ya tak masalah lah
malamnya aku makan jeruk, bisa aku bagi-bagi juga dengan kawan-kawanku. Aku
membelinya. Uangku tersisa 3rb, lumayan bisa beli minum atau apalah. Sampai di
kos, aku belum menengok jeruk itu. Hingga malam datang saat aku merasa alapar,
aku teringat ada jeruk yang kubeli. Pas kubuka, busuk semua, hahahaha..
pembodohan.
Pernah juga, tiba-tiba
ada ibu-ibu mak metungul “ujug-ujug” datang di hadapanku menjual pisang buah. Dia
berjilbab warna kuning kumal. Celananya diangkat ke atas. Ia berjalan seperti
menahan sakit di kakinya sambil menggendong bayi mungil yang sepertinya sedang
tidur. Aku cukup bergidik saat melihat bayi itu. Bayi itu masih hidup tidak? Aku
mencoba menerka helaian nafasnya, tapi tak kunjung kuketahui dadanya naik turun
atau tidak.
Dia bercerita bahwa ia
baru saja tertabrak motor dan ia bingung bagaimana cara pulangnya. Aku sedikit
bingung sih, tapi aku menangkap alasan itu bohong banget. Kalau ditabrak, tak
ada uang, kenapa ndak minta ganti rugi sama yang ditabrak? Mungkin saja tabrak
lari?
Kalau iya, di mana dia
ditabrak? Masa gak ada orang yang nulungin sih? Sepedanya di mana? Di bengkel? Terus
tak ada uang untuk bayar biaya bengkel? Kenapa ndak terus terang sama tukang
bengkelnya itu? Kupikir pasti dibantu kok.
Kalau emang bener-bener
kepepet, dia bakal minta pada siapa saja yang ia temui kan? Tapi kenapa yang
ditawari hanya aku? Sedang dua perempuan yang duduk di seberang sana tak
ditawari. Ia nyelonong pergi saat aku mengernyitkan dahi, sepertinya ia merasa
bahwa aku curiga dengan alasannya. Sebenarnya, saat ia bercerita, aku terlalu
sibuk memastikan bayi yang ia gendong itu hidup atau mati dan aku tak begitu
mendengarkan ceritanya.
Uniknya adalah saat ia
memilih aku. Saat itu aku sedang dengan seorang lelaki, sebut saja dia pacarku,
hahai… mungkin, dia berpikir bahwa perempuan akan menjaga image-nya dan akan membuat
sebuah pencitraan di depan seorang lelaki. Begitu pun sebaliknya. Makanya, dia
merasa ada peluang di sana dan akhirnya memilihku yang polos dan lugu ini.
Kasihan lho, bawa bayi sedang tidur,
digendong, dipontang-panting ke sana ke mari untuk menguatkan perannya. Jadi
berasa ingin melontarkan, “10rb dituker bayi, wani ra, Bu?” hehehe…
Pertanyaan dari abang
ainul adalah “Wani ngopeni po?”
Hehe..
WANI. Tapi, WANI PIRO? Hehehe
:p
Banyak macamnya lah
penipuan-penipuan seperti itu. Tapi dengan kejadian seperti itu, bikin orang
jadi pikir-pikir kalau mau nolongin orang lho. Lho? Nolongin orang kok pake pikir-pikir?
Ya, meskipun tahu sebenarnya sama-sama butuh. Tapi kan terkadang orang tuh
males bantu kalau pakai cara bohong. Nah itu dia… huhuhu… kan kasihan kalau tuh
orang beneran butuh bantuan dan gak jadi dapet bantuan karena terlalu banyak
peminta bermodus menipu.
Yah, semoga saja
orang-orang yang sejenis dengan orang yang aku temui itu menyesali perbuatannya
dan berhenti menggunakan cara-cara seperti itu hingga kehidupan mereka
tercukupi. Aamiin…
Kesimpulannya adalah…
“Sebaik-baik orang
adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain”
Begitu saja.. dan
semoga kita menjadi orang-orang yang bermanfaat bagi orang-orang di sekitar
kita.
Aamiin…
always be carefull to be our behavourism :) salam kenal :) dan folback ya :)
BalasHapushehe iya, fighting!! :D
Hapusmakasih yua sudah berkunjung, salam kenal :D