Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Kamis, 30 Januari 2014

Smackdown dan Masa Laluku

Dari judulnya, jangan dikira kalau aku ini bintang smackdown, lho!

Malam ini sudah malam yang kesekian kalinya aku ikut lembur buku. Ada satu tulisan yang bawa-bawa smackdown, rasanya aku langsung berada pada dunia beberapa tahun yang lalu, tahun 2006 apa ya?

Aku ingat zaman-zaman SMP aku sangat menggilai smackdown. Smackdown tayang pas bulan Ramadhan, aku ingat banget selalu lemburan nonton smackdown dalam keadaan masjid sedang ada tadarusan. Lalu, Abah pulang sambil mengingatkanku untuk segera tidur agar bisa bangun saur, kalau enggak gitu karena besok sekolah, dan lain sebagainya. Aku seringkali jengkel bukan main kalau sudah dibegitukan.

Aku ingat aku sangat menggilai D-Generation X. Ada Shawn Michael dan Triple H. Aku lebih menggemari Shawn Michael dibanding Triple H karena Shawn Michael badannya tak terlalu gemuk, selain itu dia lebih sopan. Shawn jarang pakai sempak doang. Kalau Triple H paling sering tuh. Tak hanya itu, aku menilai Triple H itu curang karena dia seringkali bawa palu dan kursi, kalau Shawn itu kan mainnya sesuai aturan gitu.

Saking menggilainya, aku beli poster beberapa tokoh smackdown idolaku. Selain DX, aku juga suka John Cena. Dia ganteng, pakaiannya selalu sopan, dan sering menang. Hehe.. Suatu ketika ibu pernah bilang kalau ada poster mereka di kamarku, malaikat akan takut untuk menjengukku. Akhirnya, aku putuskan untuk beli poster ayat kursi. Kemudian aku tempel di tengah-tengah poster mereka. Aku bilang pada ibu kalau dengan adanya poster ayat kursi itu malaikat masih mau mengunjungiku. Ibuku rasanya sudah menyerah.


Sampai suatu ketika banyak berita muncul kalau anak-anak mulai meniru adegan smackdown, aku dituduh Abah main smackdown di sekolah. Ya, waktu itu aku pulang karena kacamataku pecah. Abah menuduhku karena aku bermain smackdown kacamataku jadi pecah. Wah, parah! Siswa MTs, pakai rok span dan berkerudung, masa iya smackdown? Aku enggak bisa bayangin deh kaya apa itu rupaku?

Nah, sampai-sampai akhirnya tayangan smackdown tidak boleh tayang, aku menangis sedih merasa kehilangan. Aku tulis rasa kehilanganku itu dan aku tempel pada mading sekolah. Yang melewati mading cukup tertarik mampir membaca tulisanku. Saat itu aku senang bukan kepalang. Coba saja tulisanku waktu itu masih ada bangkainya, seperti apa ya?

Tayangan smackdown sudah tak ada, tapi poster mereka masih menemani malam-malamku. Hingga suatu ketika aku pernah mimpi buruk, tidak nyaman karena wajah ngeri mereka seolah-olah menatapku tajam, lama-lama aku ketakutan sendiri dan aku putuskan untuk mencopot poster itu. Perlahan-lahan aku pun mulai move on, aku melupakan smackdown seiring berjalannya waktu.

Sekarang, aku diingatkan lagi oleh sebuah tulisan kawanku. Wow! Baru saja aku cari tayangan smackdown di youtube. Hmm.. aku berasa mengenang masa lalu. Aku masih saja suka seperti dulu. Aku jadi teringat pada nama-nama mereka, Undertacker, Spirit Squad, Big Show, apalagi ya? Banyak deh. Menyenangkan.

Sampai pada suatu ketika kawanku begitu aneh melihat ulahku, dia melontarkan kalau smackdown itu palsu. Langsung aku cari tahu info itu dan ternyata benar. Aku menyaksikan tayangan yang menunjukkan itu palsu,aku ngekek sejadi-jadinya karena ada adegan yang menjedotkan diri sendiri, belom dijedotin udah jedot duluan. Ya, kalau penasaran cari sendiri deh. Hahaha

Meski aku baru tahu sekarang kalau smackdown itu script, tapi aku tetap salut. Mereka keren lho bisa berakting seperti itu. Kalau film action lain kan ada "cut". Kalau smackdown? Kepukul beneran, sakit beneran, ya, bisa jadi. Kalau sakit beneran, ya, tetep lanjut. Bahkan, untuk menciptakan darah, di antara mereka harus menyobek bagia dahi mereka. Ada pula yang menggunakan darah palsu sih. Ah, tapi tetep keren menurutku. Bahkan, ada yang benar-benar mati saat beraksi. Dia adalah Owen Heart. Entahlah, aku masih penasaran atas kematiannya itu, kenapa akhirnya dia bisa keluar script dan mati.

Intinya, aku senang. Besok kalau ada kesempatan lagi aku mau download ah, dan aku bisa nonton sepuasnya. Nyam nyaaaam...

Kamu suka smackdown juga? Sana nonton dan mari kita berdiskusi.

Rabu, 29 Januari 2014

Deadline Oh Deathline

Penyesalan itu selalu datang di akhir.
Lalu, akankah kau mencoba berharap agar penyesalan datang lebih awal? Kalau iya, untuk apa?
Aku lebih berharap agar penyesalan itu tak pernah hadir dalam kehidupan.
Aku sudah terlalu sering menyesal, tapi tak kunjung kapok juga.
Soal apa? Cinta? NO!
Urusan cinta, aku cukup waspada. Sekalinya menyakitkan aku akan sangat berhati-hati.
Tapi tidak pada deadline. 
Ya, aku seringkali membuat deadline tapi kemudian mengingkarinya.
Aku begitu menghargai deadline, sayangnya aku tidak menaatinya, hanya sekedar menghargai saja. Melihat-lihat tanggal deadline, membayang-bayang bak kekasih pujaan hati, rasanya begitu bahagia karena aku punya deadline. Saking menikmati itu, aku tak kunjung jua mengerjakannya.
Hingga ketika deadline itu sudah mendekat, aku seringkali panik bukan kepalang.
Stres.
Tak kukerjakan, curhat gak jelas seperti ini.
Mengeluh jatuhnya.
Baiklah, aku punya deadline menulis.
Tapi, argh...
Selamat tidur saja.

Minggu, 26 Januari 2014

Bully Aku

Terlalu perfeksionis itu tidak baik.

Melakukan banyak hal dan menuntut untuk sempurna itu juga tidak baik, bikin tertekan, dan akhirnya malah enggak mulai-mulai. Sama seperti halnya dengan blog ini. Karena dituntut kesempurnaan, akhirnya malah enggak update tulisan. So What?

Serius! Bukannya aku banyak alasan enggak bisa nulis. Tapi memang, orang-orang di sekitarku sangat perfeksionis, Men. Sangar dikit, norak dikit, uuuh aku bakal di-bully habis-habisan. Nah, ini media nyebarnya gampang banget apalagi banyak stalker. Hm, udah berasa ngetop aja nih aku.

Ya, sudahlah. Ngetik apa saja, sesukaku, yang penting blogku terlihat hidup.
Kalau ingin menghidupkan kembali blog ini, harusnya aku lebih niat lagi dalam menulis donk ya?
Ah, tapi terlalu ribet, yang penting ikhlas. Biar nyampah kayak gini yang penting aku sudah menunjukkan motivasi menulisku. Haha..

Sebenarnya aku terinspirasi dengan kawanku Margareta Fernandoza, panggilannya Ratih. Ah, sepertinya aku salah tulis nama lengkapnya. Dia seringkali banyak tanya tentang blog dan aku risih bukan kepalang. Risih sekalian iri karena sepertinya dia akan aktif di blog. Dan aku enggak mau kalah.

Demi Blog, pasti tulisan geje seperti ini bisa jadi di-bully. Ah, ya sudahlah, mau sok baik pun juga tetep di-bully.

Kalau mau menghidupkan blogku ini, wah.. sepertinya blog ini lama-lama akan jadi diary. Hehe....
Setelah memindah diary ke twitter, aku mau pindah diary ke blog saja ah, biar makin di-bully. Loh?