Assalamu'alaikum, salam sejahtera bagi kita semua...

SELAMAT DATAAAANG ...
Selamat menikmati blog sederhanaku ..

-Luph U All-

Kamis, 16 Agustus 2012

Siap Hamil kah, Hai Wanita?

Ini kisah tentang seorang dokter kandungan bernama Dr. Kartini. Dia selalu menghadapi beberapa pasiennya dengan sejuta permasalahannya masing-masing.

Pertama, dia bernama Lili. Lili memiliki suami yang mempunyai kelainan dalam berhubungan seks. Suaminya akan merasa nikmat bila dalam berhubungan, dia menyakiti pasangannya. Lili sebagai seorang istri, ia patuh dan selalu bersedia disakiti demi kepuasan suaminya. Lili selalu menutupinya di hadapan Dr. Kartini. Dia seringkali bilang bahwa suaminya tak sengaja. “Saya sangat mencintainya,” tandas Lili seolah-olah tidak ada pilihan lain.

Kedua, dia bernama Yanti. Yanti adalah seorang pelacur. Dia diduga mengidap kanker rahim. Kenyataan ini membuatnya perih. “Bayangkan, aku tidak punya rahim,” ungkapnya bila mengingat tentang apa yang ia derita. Di sampingnya ada seorang lelaki yang selama ini menemaninya untuk mencari pelanggan. Lelaki itu menyayangi Yanti, namun Yanti masih mengelak perasaan itu.

Ketiga, dia gadis yang masih duduk di bangku SMP. Namanya Rara. Rara berhubungan intim dengan kekasihnya, siswa SMA. Rara hamil.

Keempat, dia perempuan gendut, namanya Lastri. Lastri mempunyai suami yang sangat pengertian, penyayang. Namun, Lastri belum bisa hamil karena ia mengalami masalah dengan berat badannya.

Kelima, dia bernama Ratna. Ratna perempuan yang penuh ketegaran. Dia masih giat bekerja mendapatkan uang demi kelahiran anaknya yang sudah ditunggu selama 5 tahun. Ya, 5 tahun menunggu, akhirnya dia hamil. Di usia kandungan 9 bulan, dia masih belum cuti. Ia begitu semangat mempersiapkan kelahiran anaknya. Suaminya seringkali lembur di kantor, belum bisa menemaninya saat memeriksakan kandungannya.

Keenam, dia bernama Ningsih. Ningsih perempuan yang menginginkan seorang anak laki-laki. Bila tidak laki-laki, maka ia akan menggugurkannya. Permasalahannya hanya karena Ningsih ingin membesarkan anaknya tidak menyerupai suaminya. Dia bermasalah dengan suaminya yang pendiam, pemalu, dan dianggapnya tidak berguna.

Apa yang akan terjadi keenam perempuan tersebut? Ini erat kaitannya dengan lelaki, perempuan, dan kehamilan. Penasaran? Silakan nonton 7 hati, 7 cinta, 7 wanita.

Film ini menyajikan tentang kekejaman seorang lelaki yang bertindak semaunya. Tak disangka dan tak diduga. Bahkan, cukup membuatku menangis sesenggukan sampai mbeler-mbeler hingga mengumpat dalam batin, “Lelaki bangsat semua”. Apa iya bangsat semua? Haha.. kupikir tidak. Itu hanya umpatan seketika, aku terlalu terbawa emosi saat menontonnya. Sialnya, film ini mampu menakutiku untuk tidak mengambil keputusan menikah lebih cepat, haha..

Meski aku pun terkadang takut, berpikir macam-macam, selalu terbesit pikiran “jangan-jangan” penuh curiga, dan ragu. Namun, semua keraguan itu terkadang tertepikan kala aku melihat senyum dan sikapnya. Penuh kehangatan. I believe him, Hehe..

Tonton aja deh, kemudian ambil kesimpulan sendiri. Aku sih masih yakin enggak semua lelaki itu bangsat, hehe..

Pernikahan, suami, hamil, anak, keluarga. Cita-cita…

Sekian dulu ya, salam!

Rabu, 15 Agustus 2012

Sepeda Itu Bernama Gowes


Bila berkunjung ke alun-alun kidul Yogyakarta. Rameeenyaaaa.. terutama di malam hari. Di sana ada jasa penyewaan sepeda. Ada dua macam, 2-4 sepeda yang dijadikan satu dan sepeda yang serupa dengan mobil, ada setir dan tempat duduk mirip mobil.

Kini, sepeda serupa mobil itu sudah bisa dijumpai di Kediri, Jawa Timur. Persewaannya ada di beberapa tempat. Per jamnya 10rb, bisa keliling mana saja. Kelebihannya dibanding dengan sepeda di Yogyakarta adalah, sepeda mobil ini perjamnya 10rb, kalau di Yogya sepertinya jauh lebih mahal. Kelilingnya juga bisa ke mana saja, asal kalau udah 1 jam, sepeda sudah dikembalikan, kalau kelebihan, dihitung nambah 1 jam sekalipun terlambat 15 menit. Sedangkan di Yogyakarta, hanya boleh keliling alun-alun kidul saja, itu pun juga dibatasi beberapa putaran saja.

Perbedaan tersebut jelas bagiku karena kalau sistem Kediri diterapkan di Yogyakarta, kemungkinan besar akan mengganggu jalannya lalu lintas di Yogyakarta. Yogyakarta kan termasuk kota yang padat.

Hmm.. enak yang mana? Yang di Yogyakarta atau Kediri? Silakan coba.

Aku sih udah pernah nyoba di Kediri. Menyenangkan. Apalagi kalau tengah malam. Jalanan sepi. Keliling ke mana saja bisa. Jadi, pemandangannya enggak gitu-gitu mulu. Lagipula kalau dilihat dari suasana alun-alun kidul Yogya, begitu padat, jadi sesak, enggak nyaman. Yaaa begitulah.

Oiya, bisnis seperti ini kupikir akan sangat menguntungkan kalau diterapkan di beberapa kota yang belum ada, lho. Taruhlah di Yogya dan Kediri sudah ada. Nah, kalaupun kita hendak berbisnis penyewaan sepeda mobil tersebut di kota Tulungagung, misalnya. Kemungkinan akan menguntungkan, apalagi kalau jadi tempat penyewaan yang pertama kali diterbitkan. Waaah.. ada yang berminat bisnis sepeda mobil?

Ups, kok namanya jadi sepeda mobil? Ya, aku lebih suka menyebutnya seperti itu dibanding sepeda gowes. Setahuku, gowes itu ya sepeda. Tapi, kalau di Kediri, namanya sepeda gowes. Kalau di Yogyakarta, heee.. entahlah.

Oke, sampai di sini dulu, salam!

Masih Asik Bicara tentang Masa Lalu? Why not?

Apa yang terbesit dalam pikiranmu ketika membicarakan tentang “masa lalu”?
Bagiku itu topik paling menarik untuk dibicarakan. Sekalipun masa lalu itu menyakitkan, bagiku itu tetap hal yang unik untuk dibicarakan. Oke, masa lalu sudah terlewat, guys. Kala kita sudah melaluinya sekalipun itu menyakitkan, memalukan, atau menyedihkan. Tapi, kalau diingat di masa selanjutnya, pasti akan menyenangkan, lucu, dan bahkan seringkali kita bilang “bodoh”.

Ya, meskipun terkadang masa lalu itu terlalu sensitif bila diperdengarkan. Ya enggak?
Bagiku, masa lalu itu adalah sesuatu yang penting dalam kehidupan. Taruhlah ngomongin soal duit, kita musti nglamar pekerjaan. Kebanyakan lowongan paling sering nyari yang sudah berpengalaman. Dan sadar kan kalau pengalaman kita itu ada pada suatu masa yang lalu, iya.. masa lalu. Kalaupun pada akhirnya masa lalu kita buruk, tidak ada pengalaman berarti yang mendukung di masa sekarang maupun mendatang atau masa lalu berlalu cukup memilukan hingga membuat sesal. Bagiku, it’s no problem. Melalui itulah kita juga belajar. Jangan sampai itu terulang kembali. Kesimpulannya, jadikan masa lalu sebagai pembelajaran.

Kalau tak berkenan mempunyai masa lalu yang memilukan, maka sudah saatnya kita selalu melakukan hal-hal penuh kebaikan di masa sekarang. Karena, pada nantinya masa sekarang akan berubah menjadi masa lalu kan?

Untuk urusan menulis pun juga demikian. Masa lalu itu cukup banyak memberikan kisah yang bisa diolah untuk dirangkai menjadi sebuah kisah, pembelajaran, dan lain sebagainya, lho. Dari sana kita bisa nulis cerpen, novel, buku motivasi, atau apapun lah itu. Ya enggak?

Hmm begitu berkesannya masa lalu. Namun sayang, masa lalu selalu identik dengan kisah cinta yang suram, haha.. apalagi bagi orang-orang yang gagal move on. Kasihan oh kasihaaaan..
Tapi percayalah, masa lalu itu akan berlalu dengan sendirinya karena tertumpuk dengan beberapa masa-masa yang akan datang. Jalani saja kehidupan ini dengan penuh kebaikan, masa lalu suram itu akan tertutup dengan sendirinya.

Percayalah, masa lalu adalah investasi terbesar yang akan memberikan omset yang lumazaaan. Tidak percaya? Ya, sudah, kasihaaan.. hihihi..

Sudahi dulu ya, salam!

PNS Kok Enggak Boleh Mengajar?

Di sebuah perumahan, ada masjid. Di masjid tersebut ada Taman Pendidikan Al-quran (TPA). Kepala TPAnya adalah seorang perempuan. Dia adalah pegawai negeri sipil (PNS). Suatu ketika, ta’mir masjid tersebut menyampaikan aspirasi dari masyarakat kepada si bu kepala TPA tersebut, “PNS kok masih ngajar di TPA?”

Dari sini dulu.. lucu ya? Memangnya PNS enggak boleh ngajar di TPA, ya?

Selidik diselidik, si bu kepala TPA tersebut menjelaskan maksud aspirasi tersebut bahwasanya (mungkin) apakah gaji PNS masih belum cukup, kok ya masih mencari pendapatan di TPA. Nah, dari sini, ternyata, suaminya pun juga PNS. Hmm.. pantas saja menarik perhatian orang.

Mungkin, orang-orang curiga kalau si bu kepala TPA melakukan korupsi. Teet toot.. ternyata ada buku khusus laporan pengeluaran dan pemasukan, pemirsa. Itu pun juga ditandatangani oleh ta’mir masjid.

Dari sini lagi.. lucu ya?

Pertama, kok bisa-bisanya berpikiran bu kepala TPA tersebut korupsi. Tadi, katanya gaji PNS itu sudah dianggap banyak, sehingga menimbulkan saran untuk tidak perlu lagi menjadi kepala TPA, tapi setelah itu menuding korupsi. Lawong wis sugih, ngopo korupsi neh? Malahan, biasanya ada lho orang itu nunggu kaya sebelum dia ngajar. Tujuannya sih supaya ngajarnya ikhlas dan orientasi utamanya bukan lagi uang.

Kedua, orang belajar itu wajib, dan mengajar itu dianjurkan. Orang berilmu tapi tak mau berbagi ilmu, bagiku seperti orang makan tapi enggak beol. Kupikir enggak masalah kalau si bu kepala TPA itu mengajar di TPA sekalipun dia sudah PNS. Orang mengajar kan tak ada batasan harus single atau sudah berkeluarga, harus kaya atau harus miskin, dan lain-lain.

Ketiga, kalaupun orientasinya memang untuk mendapat pendapatan. Kupikir tak masalah, memperkaya diri itu kan juga dianjurkan. Sepertinya, dogma miskin itu terlalu erat dengan muslim. Dan bodohnya, kok ya mau kena dogma semacam itu? Muslim pun juga kudu kaya. Bayangkan, kalau si bu kepala TPA itu makin kaya, kemudian dia bisa sedekah, membantu orang-orang fakir miskin, berangkat umrah, haji, atau mendirikan TPA gratis tanpa biaya. Bayangkan! Orang kaya itu kalau ibadah jadi gampang. Kaya? why not?

Memang, TPA itu masih dipungut biaya. Itu karena untuk  menggaji pengajar yang lainnya. Kalaupun bu kepala TPA yang harus membayar pengajar tersebut, mungkin masih belum sanggup karena dia juga masih punya tanggungan anak dan keluarga. Kalaupun hendak ngeyel menggratiskan, ya si ta’mir masjid itu coba. Di mana perannya? Kalau ada omongan masyarakat seperti itu dia hanya menjadi pak pos yang mengirim pesan, tidak memberi penjelasan pada masyarakatnya, tidak member motivasi pada bu kepala TPA tersebut, atau jangan-jangan malah jadi kompor masyarakat? Dasar!

Baiklah, kalaupun kemudian dicarikan pengajar sukarela, yaaa kupikir orang-orang yang ngedumel di belakang itu saja yang dijadikan pengajar sukarela, bersedia tak? Jangan sukanya ngomong-ngomong di belakang nuduh yang macam-macam.

Huh, bikin emosi. Ini masih satu permasalahan yang ada pada perumahan tersebut. Kupasan ini dulu saja, semoga bermanfaat. Salam!

Selasa, 07 Agustus 2012

Percaya Bahwa Tidak Ada Mimpi Buruk

Gambar itu... menyebalkan memang saat pertama kali di tag oleh seorang yang mengaku akan menjadi 'mimpi burukku' sampai tulisanku selesai. Tapi setidaknya, dari situ aku berusaha untuk menepati janjiku. Meski berawal dari sebuah janji yang dipaksakan, pada akhirnya aku berusaha untuk memenuhi janji itu. Dan alhasil... ya, aku tepat janji. Aku setor tulisan di hari Selasa (07/08).
Kupikir aku akan bebas dari 'mimpi buruk' itu. Tapi, ternyata.... dia masih saja menghantuiku. Mungkin hanya ada satu cara untuk melepas mimpi buruk itu.
"Percaya bahwa tidak ada mimpi buruk"

Minggu, 05 Agustus 2012

Tidak Ada Outline dalam Tulisan Ini

Sudah dinanti-nanti untuk segera pulang ke rumah. Bahkan, ibu sampai ke Yogyakarta, dia bilang dalam rangka menjemputku. Tapi, sayang sekali usahanya gagal. Aku masih ada tanggungan yang harus diselesaikan di Yogyakarta. Bimbingan TOEFL yang semakin hari semakin membuatku bosan. "Padahal sudah disediakan buku tebel, lho!" ungkap seorang lelaki yang telah mencuri hatiku. Hmm.. semakin membuatku Geer saja dibuatnya. Tiga buku tebal itu, tentang TOEFL, benarkah untukku? Haha.. kupikir bukan untukku, tapi untuk kita. Untuk investasi perpustakaan masa depan, hehe..
Ups.. keluar garis.
Kemarin (05/08), buka bersama dengan dua orang tercinta. Wanita yang rela mengandungku selama 9 bulan itu selalu menyebut-nyebut nama pencuri hatiku itu. Awalnya ingin berbuka puasa di masjid agung alun-alun utara. Tapi karena ingin mengajak si abang, sedangkan motor hanya satu.
"Ya udah buka di sekitaran sini aja."
"Mas ain jadi ikut?"
Hmm.. Tentang restu dan kepercayaan seorang ibu. Menyenangkan. Semoga awet.
Ups.. keluar garis.
Hari selasa (07/08) aku dianggap bikin janji untuk setor tulisan laporan khusus. Si redaktur utama selalu menegoku untuk setor lebih cepat. Padahal, sampai saat ini aku masih kekurangan satu narasumber. What must i do? Yang jelas aku setor tulisan hari Selasa. Dengan demikian, aku adalah orang yang bisa memenuhi janji.
Kendalanya satu..
Aku kesulitan membuat outline. Tidak tahu mau aku bawa ke mana tulisanku nanti. Berdiskusi dengan "mereka" tidak cukup membantu. Paling-paling hanya bisa mengasu-asukan aku dan membodoh-bodohkanku. Mendingan aku dzikir dan mohon ampun pada Yang Maha Kuasa. hmm..
Oke.. whatever. Besok aku harus setor tulisan.
Ups... keluar garis.
Ini karena tidak ada outline dalam tulisan ini. Selamat Siang!

Sabtu, 04 Agustus 2012

Kalau Manja, Jangan Jadi Jurnalis!

"Kowe manja bgt! nek manja rasah dadi jurnalis!"

Oke. Aku manja. Aku gak perlu jadi jurnalis. Oke. Kira-kira kapan aku harus berhenti dari embel-embel jurnalis? Semakin membuatku muak dan ingin pergi. Semakin membuatku berpikir kalau aku salah jalan dan salah tempat. Ya, sepertinya aku tersesat.

Seperti tamu tak diundang, ingin pergi, tapi susah berpamitan..